
Menjadi sales properti bukan sekadar menawarkan rumah, tapi juga soal strategi dan kepercayaan. Sayangnya, banyak sales yang masih melakukan kesalahan fatal—dari tidak paham produk hingga gagal closing.
Simak 5 kesalahan terbesar yang bisa bikin cabuymu lari.
Deny Rosadi menggeleng.
“Banyak sales properti yang tidak paham produk yang dijualnya sendiri. Hanya mengandalkan brosur, tanpa benar-benar mengerti legalitas, fasilitas, dan keunggulannya,” ujar Founder Bhinneka Realty dan Piliruma ini.
Padahal, menurutnya, konsumen sekarang lebih cerdas. Mereka bisa mencari informasi sendiri di internet, membandingkan harga, hingga menanyakan detail yang tidak tertulis di brosur. Ketika sales gagap menjawab? Kepercayaan pun runtuh.
Bukan hanya itu. Kesalahan lain adalah terlalu agresif. “Langsung jualan! Padahal, orang beli rumah bukan seperti beli baju di mall. Ada pertimbangan besar, ada perasaan yang harus diperhitungkan. Kalau sales langsung ‘hajar’ tanpa membangun hubungan, calon pembeli bisa kabur duluan.”
Gagal Closing? Itu Masalah Besar.
“Saya sering melihat sales yang sudah capek jelaskan, tapi gagal di tahap akhir: closing,” lanjut Deny.
Mereka tidak tahu kapan harus mendorong keputusan, tidak bisa membaca bahasa tubuh atau sinyal ketertarikan pelanggan. Akhirnya? Pelanggan hanya bilang, “saya pikir-pikir dulu ya…” dan lenyap.
“Harus ada strategi, harus tahu kapan memberi penawaran khusus, harus tahu kapan calon pembeli sebenarnya sudah ‘siap’ tapi butuh sedikit dorongan.”
Tergagap Menjawab Keberatan
“Masih ada sales yang kalau ditanya soal legalitas, pajak, atau prospek investasi langsung bingung,” katanya.
Bahkan, ketika pelanggan ragu soal harga, banyak yang tidak tahu bagaimana menjelaskan keunggulan produk dibanding properti lain. Akhirnya, bukannya meyakinkan, justru terlihat kurang percaya diri.
“Padahal, yang namanya jualan properti, keberatan pelanggan itu pasti ada. Tinggal bagaimana kita menanggapinya dengan percaya diri dan solusi yang masuk akal.”
Di Mana Digital Marketingnya?
“Ini era digital, tapi masih ada sales yang mengandalkan cara-cara lama,” Deny menghela napas.
“Tidak pakai media sosial, tidak pakai website, tidak pasang iklan online. Akibatnya? Jangkauan terbatas. Hanya menunggu pelanggan datang. Padahal, kalau strategi digital marketing dipakai dengan benar, peluang bisa jauh lebih besar.”
Bagi Deny Rosadi, menjadi sales properti tidak cukup hanya bermodal semangat. Harus ada strategi, harus paham produk, harus bisa membaca pelanggan. Karena, seperti kata pepatah lama, rumah bukan sekadar bangunan—tapi harapan. Dan tugas sales-lah yang mengubah harapan itu menjadi keputusan.
Narasumber: Deny Rosadi – Founder di Bhinneka Realty, Founder di Piliruma dan Anggota di AREBI, Asosiasi Real Estate Broker Indonesia
0 Komentar