
Siapa sangka, agen properti AI sekarang sudah bisa jualan. Dan bukan main-main. Rp 1,6 triliun!
Namanya eSelf AI. Startup ini bukan sekadar chatbot yang jawab pertanyaan. Dia bisa kasih video, gambar, bahkan tur virtual rumah. Seperti agen properti biasa, tapi tidak tidur. Bisa ditanya kapan saja, tengah malam pun siap.
Perusahaan real estate Porta da Frente Christie’s sudah pakai teknologi ini. Hasilnya? Penjualan tembus 100 juta dolar AS dalam setahun. CEO-nya, João Cília, langsung sumringah.
“Mustahil agen manusia hafal semua detail 5.000 properti. Tapi agen AI? Bisa!” katanya, disadur dari Detik.com.
Inilah keunggulannya. Cepat. Akurat. Tidak lelah. Orang Amerika dan Brasil yang cari rumah di Portugal jadi lebih gampang. Tak perlu nunggu agen bangun pagi buat tanya-tanya.
AI Belum Bisa Gantikan Sepenuhnya
Tapi, secanggih apa pun AI, tetap ada batasannya. Properti bukan sekadar barang digital yang bisa langsung dibeli dan dikirim ke rumah. Ada proses yang masih harus dilakukan secara offline.
Pembeli tetap perlu melihat rumah secara langsung sebelum membuat keputusan. Virtual tour memang membantu, tapi tidak bisa menggantikan perasaan melihat, menyentuh, dan merasakan langsung suasana rumahnya.
Lalu ada urusan legalitas. Transaksi properti melibatkan akta jual beli, notaris, dan berbagai dokumen hukum. AI mungkin bisa membantu menjelaskan prosesnya, tapi tanda tangan harus tetap dilakukan oleh manusia.
Bagaimana dengan negosiasi? Beberapa pembeli masih lebih nyaman berunding langsung dengan agen manusia. Kadang, ada hal-hal yang tidak bisa disampaikan dengan skrip otomatis. Sentuhan personal, empati, dan intuisi tetap menjadi keunggulan agen manusia.
Jadi, meskipun AI sudah mulai masuk ke dunia real estate, peran agen manusia masih belum tergantikan sepenuhnya. Setidaknya, untuk sekarang.
Agen Properti Harus Mulai Manfaatkan AI
Kalau AI sudah sekeren ini, apakah agen properti harus takut? Tidak juga. Justru ini saatnya memanfaatkan teknologi.
AI bisa membantu pekerjaan agen, bukan menggantikannya. Misalnya, untuk menjawab pertanyaan dasar calon pembeli, memberi rekomendasi properti, atau bahkan membuat tur virtual otomatis. Dengan begitu, agen manusia bisa fokus ke hal-hal yang lebih penting: negosiasi, closing, dan membangun hubungan dengan klien.
Bayangkan kalau agen pakai AI untuk melayani pelanggan 24 jam. Tidak ada lagi pertanyaan yang terlewat. Tidak ada lagi calon pembeli yang lari ke kompetitor karena tidak dapat jawaban cepat.
Jadi, daripada melawan AI, lebih baik berkolaborasi dengannya. Karena di masa depan, bukan AI yang akan menggantikan agen manusia—tapi agen manusia yang tidak mau beradaptasi.
0 Komentar