Anak muda sekarang lebih rajin dari generasi sebelumnya. Kerja mereka lebih panjang, lebih fleksibel, lebih kreatif. Tapi hasilnya? Jauh dari cukup untuk mengejar mimpi klasik yang diwariskan sejak zaman Orde Baru: rumah sendiri.
Dulu, kalau kita kerja keras, nabung, hidup hemat, pasti bisa beli rumah. Sekarang? Kerja keras, nabung, hidup hemat — tetap saja tidak cukup. Harga rumah naiknya seperti roket Elon Musk, tapi gaji naiknya seperti becak di tanjakan.
Itulah kenyataan pahit yang harus ditelan generasi muda Indonesia hari ini.
Populix, lembaga survei yang belakangan rajin memotret perilaku generasi milenial dan Gen Z, baru saja mengeluarkan laporan yang menohok. Tiga dari empat responden mereka bilang lebih ingin beli rumah ketimbang menyewa. Tapi, dari keinginan ke kenyataan, terbentang jurang yang dalam dan curam.

Mayoritas — 66 persen — bilang mereka belum siap secara finansial. Harga properti yang terus naik, ditambah kebutuhan hidup yang makin menggila, membuat beli rumah jadi seperti mimpi. Bahkan mimpi pun sekarang tidak gratis: harus bayar cicilan KPR bunga tetap lima tahun, sisanya terserah nasib.
Sisanya?
Sebelas persen belum punya pekerjaan tetap. Sepuluh persen belum menemukan lokasi yang cocok — alias belum ketemu jodoh rumah. Tujuh persen bilang rumah bukan prioritas. Enam persen sudah menyerah dan memilih menyewa saja. Lebih ringan, lebih realistis, lebih kekinian.
Tapi… sampai kapan?
Kalau pun uang bukan masalah — misalnya dapat warisan, atau jadi seleb TikTok viral — mereka tetap pilih-pilih.
Sebanyak 42 persen ingin lokasi yang strategis. Bukan cuma dekat kantor, tapi juga dekat stasiun, mal, coffee shop, dan… mantan.
Lalu, 28 persen mengutamakan status hak milik. Tak ingin rumah tapak di lahan HGB yang bisa-bisa disuruh pergi 20 tahun kemudian.
Sisanya, ada yang cari rumah murah (15 persen) dan ada juga yang ingin rumah luas (11 persen). Mungkin karena ingin tetap bisa berkebun, atau setidaknya, menjemur pakaian tanpa harus berbagi dengan tetangga.
Survei ini dilakukan secara online oleh Populix. Tanggalnya? 20-24 Juni 2025. Jumlah respondennya? 4.265 orang. Cukup untuk menggambarkan tren. Cukup juga untuk menyadarkan kita semua: bahwa ada generasi yang tumbuh dewasa tanpa bisa membeli rumah. Tanpa merasa punya tempat di negerinya sendiri.
Rumah jadi barang mewah.
Padahal dulu rumah adalah hak dasar.
Kini rumah adalah privilege.
Milik segelintir yang sudah duluan duduk di panggung, sementara yang lain masih antre di belakang layar.
Apakah negara tinggal diam? Tidak juga.
Sementara generasi muda… makin kehabisan harapan. Dan harga tanah… terus ke bulan.
Disadur dari Goodstats.id
0 Komentar