Beberapa hari lalu kami tertarik dengan unggahan dari akun Instagram worldeconomicforum pada tanggal 4 Mei 2022. Unggahan ini membahas mengenai 3 scientist dari Singapura yang mencetak beton dari bahan dasar kaca bekas sebagai pengganti pasir.

Penggunaan kaca bekas bukannya tidak memiliki alasan. Alasan utamanya adalah penggunaan pasir yang terus meningkat dari tahun ke tahun bahkan menjadi material alam nomor 2 yang paling banyak digunakan setelah air. Penggunaan pasir dapat membuat kerusakan ekosistem alam. Jadi harus ada pengganti pasir.

Alasan kedua adalah bahan dasar kaca adalah silika yang menyerupai pasir. Kaca sendiri baru sekitar 21% yang dapat didaur ulang. Berarti masih lebih dari 80% kaca bekas belum didaur ulang. Ini adalah sumber yang cukup besar pengganti pasir pada beton.

Pencarian kami berlanjut pada sebuah citation atau jurnal berjudul UTILIZATION OF WASTE GLASS IN CONCRETE yang diterbitkan pada bulan Juli 2013 pada 6th International Engineering Conference, Energy and Environment (ENCON 2013) di Kuching, Sarawak, Malaysia. Teregister dengan nomor DOI:10.3850/978-981-07-6059-5_090 . Jurnal ini kami unduh dari situs researchgate.net .

Dari jurnal ini menunjukkan bahwa manfaat penggunaan kaca bekas pada beton antara lain :

  1. Mengurangi biaya pembuangan limbah
  2. Menawarkan banyak alternatif penggunaan untuk produk berbahan dasar kaca daur ulang, tanpa mengorbankan biaya atau kualitas,
  3. Mengurangi penggunaan bahan alami dalam konstruksi,
  4. Melestarikan lingkungan dengan menghemat sejumlah besar bahan baku utama setiap tahun,
  5. Membantu melestarikan pedesaan,
  6. Menghemat sejumlah besar energi dan mengurangi jumlah CO2, NOx, dan udara lainnya polutan yang dipancarkan dari klinker semen pabrikan saat bubuk kaca tanah digunakan sebagai
  7. Penggantian semen dan
  8. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan masalah sampah dan manfaat daur ulang.

Kami juga tertarik dengan referensi yang digunakan pada jurnal ini sebanyak 34 referensi. Salah dua yang menarik adalah tulisan dari Schmidt A, Saia WHF yang berjudul “Alkali-aggregate reaction tests on glass used for exposed aggregate wall panel work”. ACI Mater J, 60, 1963,pp.1235-6 dan tulisan dari JonhstonC.D, yang berjudul “Waste glass as coarse aggregate for concrete”,JTestEval,2(5),1974,pp.344-350. Ini menunjukkan bahwa penelitian mengenai kaca bekas ini sudah ada sejak lama, bahkan sejak tahun 1960an dan 1970an.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah industri beton dengan bahan dasar kaca bekas sudah dimulai atau baru sebatas penelitian pada ahli? Jika belum dimulai, semoga sobat properti bisa mewujudkannya!

Referensi :

  1. https://www.instagram.com/p/CdGu48GqXCH/
  2. https://www.google.com/search?q=concrete+from+glass&sxsrf=ALiCzsbdMbXRh6C2jELPaVshneIaFLK_CA:1651649219075&ei=wypyYquVBLaOseMPmquTWA&start=0&sa=N&ved=2ahUKEwjrgvznqMX3AhU2R2wGHZrVBAs4HhDy0wN6BAgBED0&biw=1440&bih=710&dpr=2
  3. https://www.researchgate.net/publication/310440487_UTILIZATION_OF_WASTE_GLASS_IN_CONCRETE

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *